Micro Influencer dan Macro Influencer, Mana yang Tepat Untuk Bisnis Anda?
Semenjak berkembangnya teknologi terutama smartphone dan berbagai media di jejaring sosial, kata influencer juga semakin sering kita dengar. Istilah ini bukanlah hal baru, namun tidak sedikit juga orang yang ketika ditanya tidak tahu apa artinya. Tak hanya orangtua, bahkan generasi z yang notabennya update saja masih banyak yang tidak tahu bahkan salah paham.
Influencer secara sederhana bisa diartikan sebagai seseorang dengan kemampuan untuk memengaruhi orang lain. Biasanya, predikat ini ditujukan pada sosok yang memiliki banyak pengikut di media sosial sehingga mampu memengaruhi terget audiens untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Influencer merupakan bagian penting dari influencer marketing, yaitu strategi pemasaran dengan membangun citra suatu brand dengan bantuan reputasi orang lain yang berpengaruh khusus di media sosial.
Influencer sendiri terbagi menjadi micro inlfuencer dan macro influencer, apa saja sih perbedaan dari dua kategori ini?
Micro Influencer
Micro influencer adalah mereka para influencer yang memiliki pengikut antara 1.000 sampai 10.000 orang dengan tingkat engagement sekitar 2% hingga 50%. Micro influencer dianggap bisa merepresentasikan diri lebih bebas dibanding macro influencer, sehingga tingkat kepercayaan orang terhadap micro influencer biasanya lebih tinggi. Ketika micro influencer mempromosikan tentang sesuatu, para audiens lebih mudah percaya bahwa sang micro influencer tersebut telah benar-benar mencoba atau menggunakan produk tersebut. Keaslian dan kepercayaan ini sangat penting untuk meningkatkan engagement, awareness, dan brand recall. Biaya untuk bekerja sama dengan micro influencer pun bisa dikatakan jauh lebih murah dibandingkan dengan macro influencer.
Macro Influencer
Macro influencer telah dikenal secara luas oleh berbagai kalangan. Biasanya mereka berasal dari lingkungan selebriti yang memiliki jumlah followers pada angka lebih dari puluhan ribu sampai jutaan. Pendekatan terhadap macro influencer sering dilakukan oleh bisnis tangan pertama yang akan meminta mereka untuk berkolaborasi dengan produk atau jasa brand melalui platform media sosial mereka, dengan ketentuan dan keterangan kontekstual yang harus menyebutkan brand tersebut. Biasanya dengan menggunakan macro influencer, posisi brand akan berada dalam jangkauan jutaan orang. Hal ini sangat baik untuk mendapatkan visibilitas dan awareness. Nantinya brand akan memiliki kontrol lebih besar ketika menjalankan kampanye macro influencer. Pihak brand tersebut seringkali bisa memilih selebriti yang tepat dan memberikan mereka arahan yang tepat mengenai apa yang harus mereka posting. Sehingga hasilnya dapat diprediksi. Kontrol ini juga memungkinkan brand untuk membangun sebuah stigma atau reputasi seputar produk mereka.
Setelah mengetahui apa itu micro influencer dan macro influencer, apakah Anda sudah dapat menentukan mana yang cocok untuk diterapkan pada bisnis Anda?